Di buat : January 2, 2018 π
*****
Everyday, everynight
More what live be without you
λλ₯Ό μν΄ λ¬΄μμ΄λ λ€ ν΄μ£Όλ λκ°
(To you that always did everything for me)
λ΄κ° μλ κ³³μ νμ κ·Έκ³³μ μμ΄μ£Όλ λκ°
(You who always was there beside me)
λ λ무 κ³ λ§μ μ λ§ λ무 κ³ λ§μ
(I'm so thankful, so thankful)
λ§λ‘λ λ€ ν μ μμ λ§νΌ
(I can't put it into words)
λμ ν¨κ» μλ κ·Έ μκ°μ΄
(How the time I spend with you)
λ΄κ² μ΄λ€ μκ°λ³΄λ€ κ°μ₯ ν볡ν΄
(Is that happiest time)
μ°λ¦¬ ν¨κ» μλ μ΄ μ§κΈμ΄
(The time that we are together)
λ΄κ² λ무λ μμ€ν΄ Baby I love U
(Means the most to me Baby I love U)
Sepenggal lagu dari salah satu boyband Korea sudah menggema di ruang kamar seorang gadis. Dan itu menandakan bahwa alarm sedang menyala. Tapi... Sang tersangka yang menyalakan alarmnya tidak kunjung bangun juga.
"Ckckck! Berisik banget sih, dek," ujar Alvian dari depan kamar adik keduanya itu. "Ya ampun, alarm udah bunyi, masih aja dia ngebo," lanjutnya ketika sudah berada di dalam kamar sang adik.
Langsung saja dia mematikan alarmnya. Dan menghadap ke arah kasur. Dimana di atas kasur itu masih ada sang tersangka tadi.
"Adik bangun. Udah siang. Kamu berangkat jam berapa sih?" tanya Alvian sambil mengoyang-goyangkan badan adik perempuannya itu.
Tapi tidak ada pergerakan sama sekali. "Ckckck! Dia tidur atau mati sih sebenarnya. Betah amat ya," gumam Alvian.
"Dek, bangun! Dalam hitungan ketiga enggak bangun, abang siram air es kamu," ancam Alvian.
"Satu... Dua... Tig..."
"Ish, berisik deh abang. Aku udah bangun dari tadi tau."
"Makanya kalo udah bangun ya bangun. Mandi. Siap-siap berangkat sekolah. Di marahin Bubu sama Yaya lagi tau rasa kamu."
"Abang cerewet."
"Heh enggak sadar diri dia. Kamu sama abang lebih cerewatan kamu ya."
"Abang cerewet," ledeknya.
"Bodolah. Debat sama kamu mah yang ada makan ati doang, dek. Cepetan mandi. Udah siang. Telat ke sekolah, tau rasa kamu."
"Iya abang ku sayang. Udah sana keluar," usir tersangka itu yang bernama Cia.
Sang tersangka yang memasang alarm dengan nada dering lagu Korea tadi adalah Cia.
Ia memang susah untuk bangun pagi. Entahlah sifat susah bangun paginya itu keturunan dari sang Ayah atau Bundanya. Padahal kedua orang tuanya tidak ada yang memiliki sifat itu.
"Heh, bangun. Mandi. Malah tidur lagi," ujar Alvian kembali ketika melihat Cia kembali membaringkan tubuhnya lagi.
"Cerewet," cibir Cia.
Dengan amat terpaksa. Catat! AMAT TERPAKSA! Cia turun dari singgah sananya, yang tak lain dan tak bukan adalah kasur tercintanya untuk pergi mandi. Sebelum dirinya di siram beneran dengan air es oleh sang kakak.
******
"Pagi epribadi," sapa Cia dari tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua di rumah itu.
"Dek, bisa enggak kagak usah teriak-teriak? Ini rumah bukan hutan tau," protes May.
"Tau nih. Di kira kita budeg apa ya. Di kira jarak dari tangga itu sama ruang makan jauhnya kek Bandung-Jakarta kali ya makanya kamu pake teriak-teriak segala," imbuh Alvian.
"Ya maafkan saya atuh kang, teteh geulis," jawab Cia. "Pagi my hulk dan my monster. Muach π" sapa Cia kepada kedua orang tuanya.
Hulk? Monster? Dasar anak kurang ajar dia.
Tapi memang benar adanya. Cia memberi julukan untuk kedua orang tuanya. Yaitu hulk untuk sang Yaya (Ayah) dan monster untuk sang Bubu (Bunda).
Sedangkan untuk Alvin, Cia memberi julukan the beast. Kalian tau the beast yang di kartun beauty and the beast kan? π Untuk May julukannya adalah salah satu tokoh kartun amerika, yaitu Thor.
Keren bukan?
"Heh, sama orang tua kaya gitu ya kamu," ujar sang Bunda. Dan di balas dengan cengiran Cia.
"Kaya enggak tau kelakuan anak kamu itu aja, Bun," ucap sang Ayah.
"Dia juga anak kamu, Ayah," balas sang Bunda.
Dan terjadilah pertengkaran antara kedua orang tua itu. Bukan pertengkaran sebagai mana aslinya. Hanya semacam ribut-ribut biasa antar orang tua.
Ketiga manusias lainnya. Alvian, May, dan Cia sudah biasa melihat kelakuan orang tuanya yang seperti itu. Dan mereka hanya mendengarkan saja. Tidak mencoba memisahkan atau memberhentikannya. Karena jika sudah capek juga sang Ayah dan Bunda akan berhenti dengan sendirinya.
"Berangkat... Berangkat.... Berangkat," komando Alvian kepada kedua adiknya dengan setengah berbisik agar tidak di dengar oleh sang Ayah dan Bunda mungkin.
Setelahnya mereka, Alvian, May dan Cia, berjalan mengendap-endap layaknya sekelompok maling yang akan mencuri di suatu rumah mewah.
"Heh, itu kalian mau kemana hah? Main pergi aja. Di sini masih ada raja sama ratu ya. Enggak sopan kalian," ujar sang Ayah menghentikan langkah mengendap-endap ketiga anaknya.
Seakan tau kondisi, Cia yang awalnya berjalan jongkok merubah posisinya menjadi bersimpuh dan menyatukan kedua tangannya seraya mengucapkan maaf.
Sedang Alvian dan May yang melihat tingkah laku sang adik dan Ayahnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan sang Bunda sudah tertawa kecil sejak tadi.
Dan drama dadakan antara anak dan Ayah tersebut masih berlanjut kurang lebih 10 menit kemudian.
"Udah ah, Ya. Kalo kaya gini terus, kapan Cia berangkat sekolahnya atuh."
"Makanya kalo Yaya udah kumat, jangan kamu ladenin. Udah sana berangkat, di tinggal abang sama kakak tau rasa," suruh sang Bunda.
Cia yang memang sedari tadi tidak melihat kondisi sekitar langsung mengalihkan pandangannya untuk mencari sang kakak. Ketika dirinya mengetahui kedua kakaknya itu tidak ada di ruang makan, Ia langsung berlari menuju teras rumah.
Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara teriakan Cia yang mengatakan, "Tuhkan Yaya sih!! Yaya tanggung jawab! Adik di tinggal abang sama kakak."
"Yah, udah sana berangkat. Tuh anaknya udah teriak-teriak enggak jelas di depan," suruh Adinda, Bunda ketiga brsaudara itu.
"Iya... Iya... Ayah berangkat dulu, Bun. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Hati-hati, Yah," jawab Adinda.
Setelah Adinda mengecup punggung tangan kanan Herminto, nama Ayah tiga bersaudara itu, Herminto langsung melangkahkan kakinya menuju teras rumahnya.
"Lama banget sih, Ya. Kalo aku telat gimana coba?" serbu Cia ketika Ia mellihat sang Ayah sudah keluar.
"Siapa suruh bangun telat. Makanya besok-besok kalo malam jangan begadang. Jangan maraton nonton drama Korea atau variety atau reality show Korea mulu, dek. Kamu mah ngurusinnya Korea mulu sih," ujar sang Ayah dengan panjang kali lebarnya.
Cia yang lagi-lagi mendapat kalimat seperti itu dari sang Ayah hanya memasang watadosnya saja. Kalian tau watados? Watados = wajah tanpa dosa.
Kalian tau watados ala Cia seperti apa? Cia memasang wajah sok imut nya, jaman now sih bilangnya baby face.
"Iya, Ayah," gumam Cia yang masih mampu di dengar oleh sang Ayah.
Tanpa buang waktu dan sebelum tuan putri di sampingnya mengamuk, Herminto menyuruh Mang Ijap, sang supir, untuk menjalankan mobilnya menuju sekolah Cia.
*****
TBC! π
NB : Welcome back to me ππ Cerita baru, eaa, eaa, eaa, eaa π Tepat 1 tahun kurang 1 hari kagak pernah ngeposting apa-apa lagi disini, eaa, eaa, eaa, eaa ππ
My social media :
IG : eqiputri_
Twitter : @eqii_putrii
Wattpad : eqiputri_
Fb/Path : Eqi Triana Putri
Blog : www.eqiputri.blogspot.com
Di upload : February 2, 2018 π
Di upload (blog) : March 23, 2018 π
LIBRA! π
Tidak ada komentar:
Posting Komentar