GOT7’s in Hotel, Tokyo, Japan
Cowok berdarah Taiwan ini
tiba-tiba saja memikirkan kejadian yang ia lihat kemarin, tentang Kim. Dan
dikepalanya hanya ada dua kata, “Kenapa?” dan “Apa?”, kenapa Kim harus seperti
itu ketika kami sedang mengadakan comeback sekaligus tour di Jepang dan apa
sebenarnya yang terjadi. Tiba-tiba saja percakapan antara dirinya dan Kim 2
hari yang lalu ketika di Rumah Sakit berputar kembali diotaknya.
“Astaga ...” gumam Mark ketika memasuki ruangan. Bagaimana Ia
tidak kaget, karena kedua kaki Kim di gips dan juga kepala Kim dipasang perban
ditambah Kim harus memakai masker oksigen. Dan dipikirannya, apakah sebegitu
kerasnya benturan tersebut?
“Oppa ...” gumam Kim
“Ya. Bagaimana keadaanmu?”
“Aku baik-baik saja. Aku kan stronger seperti dirimu dan
Jackson oppa, hehe”
“Kau ini sedang sakit juga, malah sempat-sempatnya bercanda”
“Selama belum ada larangannya, berarti orang sakit masih bisa
untuk bercanda dong, wlee”
“Ya ... Ya ... Ya ... Terserah kau saja. Percuma aku berdebat
denganmu, toh kau yang selalu menang”
“Gak usah dilepas. Kau pakai saja. Jangan nakal Kim !!”
perintah Mark, ketika Kim akan melepaskan masker oksigennya.
“Tapi aku sudah tidak apa-apa sekarang”
“Kalau kau tetap akan melepasnya, ya sudah. Aku akan memanggil
Bammie dan Jackson ke sini” ujar Mark sambil bangkit dari duduknya dan mulai
berjalan ke arah pintu ruangan tersebut.
“Jangan !! Oke, aku tidak akan melepaskannya. Puas ajusshi
Mark?” geram Kim
“Yak !! Aku belum setua itu tau”
“Whatever. Oppa, jika suatu saat nanti aku pergi entah kemana,
mau kah kau berjanji untuk ku?” ujar Kim yang mulai serius
“Memangnya kau akan kemana?”
“Ke suatu tempat. Berjanjilah untukku, oppa”
“Baiklah. Dan kau harus berjanji, jika kau pergi, kau harus
berjanji untuk kembali lagi dan berkumpul bersama kami, oke?”
“Oke. Oppa, berjanjilah tetap menjadi kakak yang baik bagi
semua member, tetaplah menjadi idola yang paling bersinar diluar sana, tetap
jaga kesehatanmu, tetap menjadi sahabat yang baik untuk Coco dan semua member,
dan jika suatu saat nanti aku tidak kembali, tolong beritahukan kepada BamBam
oppa, bahwa aku sangat mencintainya dan juga GOT7” pesan Kim. Mark yang sudah
menduga ada yang tidak beres terhadap wanita yang sangat Ia cintai sebagai adik
tersebut, hanya mampu mengiyakan saja karena Mark benar-benar binggung harus
menjawab apa.
Tookkk ... Tookkk ... Tookkk ...
Suara ketukan pintu tersebut
menyadarkan Mark dan membawanya kembali ke dalam dunia nyata. Iapun berjalan
menuju pintu tersebut dan ternyata sudah ada Youngjae didepan sana, tanpa
menunggu Mark menyuruhnya masuk, Youngjae berjalan ke arah sofa yang berada
dibalkon kamar tersebut. Setelah menutup pintu, Mark pun ikut duduk disana.
“Aku kemarin melihat Kim beserta
keluarga dan juga Xhi Fan dibandara” suara Youngjae tersebut memecahkan
keheningan diantara dua orang ini. Seketika Mark yang awal sedang memainkan
ponselnya, langsung melihat ke arah Youngjae dan berpikir apakah Youngjae sedang
bercanda atau tidak. Ya seseorang yang kemarin melihat semua kejadian tersebut
adalah Choi Youngjae.
“Jika hyeong berpikir aku sedang
bercanda, jawabannya tidak. Kemarin pada saat aku mengantarkan eomma dan appa
dibandara untuk kembali ke Korea, tidak sengaja aku melihat Kim disana dan Ia
berpamitan kepada Xhi Fan untuk pergi ke suatu tempat. Dan sampai saat ini aku
tidak tau dia dan keluarga pergi kemana” jelas Youngjae
“Dia pulang ke Korea atau
Indonesia mungkin” pikir Mark positif dan dengan nada bicara yang tenang,
walaupun sebenarnya Ia kaget atas berita yang baru Ia ketahui tersebut.
“Sepertinya tidak, hyeong. Kita
harus menanyakan hal ini kepada Xhi Fan dan tentunya jangan sampai BamBam atau
Jackson hyeong tau”
“Baiklah, nanti kita bertanya
kepada Xhi Fan”
Uh ... Come on ... Yeah ...
Forever young shawty, Forever young (uh)
Forever young shawty, Forever young (uh)
Forever young shawty, Forever young
Uh ...
Ne nuneul cheoeum bwatdeon nal
(Your eyes that saw me for the first time)
(Your eyes that saw me for the first time)
Geu soge sumanheun byeoldeureul boasseo
(In them, I saw a number of stars)
(In them, I saw a number of stars)
Jogeumeun useupge ibeotdeon geu nal
(They were following me in a funny way that day)
(They were following me in a funny way that day)
Hapirimyeon wae geureon nare neol
(So, why, on that day ...)1
(So, why, on that day ...)1
“Hallo”
“Hyeong, Jaebum hyeong menyuruhmu dan juga Yaoungje hyeong
untuk kemari, ke atap hotel sekarang. Ada Xhi Fan noona”
“Baiklah kita berdua akan kesana,
Bammie”
Setelah menutup telfon tadi, Mark
berjalan ke dalam kamar, diikuti oleh Youngjae. Mark langsung mengambil
jaketnya dan juga jaket milik Youngjae.
“BamBam?” tanya Youngjae
“Ya. Pakailah ini. JB menyuruh
kita berkumpul diatap hotel. Dan sebaiknya kita bersikap layaknya seperti tidak
terjadi apa-apa. Buang rasa penasaranmu itu, jika kau tidak mau member yang
lain tau”
“Baiklah”
Mark dan Youngjae pun segera
pergi ke atap hotel. Tetapi sebelum itu mereka menemui sang manager untuk
mengambil ponsel milik Youngjae, yang Ia titipkan kepada sang manager. Memang
GOT7 memiliki kebiasaan, jika sedang malas atau sibuk, mereka menitipkan ponsel
masing-masing kepada sang manager.
*****
6 am in Xhi Fan house’s, Tokyo, Japan
~Xhi Fan POV, on~
Haruskah aku memberitahukan
kondisi Kim yang sebenarnya kepada mereka? Atau tidak? Haruskah aku bertemu
mereka sekarang? Ah ... Memikirkan masalah ini rasanya aku ingin sekali menahan
Kim untuk pergi ke sana, tapi jika tidak nyawa Kim bisa tidak tertolong.
Hmmm ... Baiklah aku akan bertemu
mereka, tetapi aku tidak akan memberitahukan yang sebenarnya kecuali mereka
berdua. Aku yakin, pasti dia telah memberitahukan berita ini kepada salah satu
member atau bahkan semua member. Persetanan dengan itu. Sekarang yang penting
aku harus bertemu mereka dulu untuk memberikan ini.
9.00 am to Jaebum GOT7
Bisakah kita bertemu hari ini di hotel? Ada yang ingin aku bicarakan bersama kalian.
Bisakah kita bertemu hari ini di hotel? Ada yang ingin aku bicarakan bersama kalian.
9.15 am from Jaebum GOT7
Bisa. Kita bertemu di atap hotel, oke?
Bisa. Kita bertemu di atap hotel, oke?
9.20 am to Jaebum GOT7
Oke. Aku sebentar lagi sampai di hotel kalian.
Oke. Aku sebentar lagi sampai di hotel kalian.
9.30 am from Jaebum GOT7
Ya. Kami akan segera ke atap.
Ya. Kami akan segera ke atap.
9.35 am to Jaebum GOT7
Baiklah.
Baiklah.
~Xhi Fan POV, off~
*****
Jaebum’s room at hotel, Tokyo, Japan
Good tonight
Neoman gwaenchanta hamyeon
(If only I could keep you feeling good)
(If only I could keep you feeling good)
All the night
Idaero we’re feeling good
(Like this, we’re feeling good)
(Like this, we’re feeling good)
Modeun ge we’re good tonight
(Everything is good, we’re good tonight)
(Everything is good, we’re good tonight)
Igeon urrimanui show tonight
(It’ll be a show tonight, just for us) (oh)
(It’ll be a show tonight, just for us) (oh)
Modeun ge nan good tonight
(Everything is good, we’re good tonight)
(Everything is good, we’re good tonight)
Naegen neoman isseum doenikka
(I’m fine with just having you) (one two three four)2
(I’m fine with just having you) (one two three four)2
Ketika Jaebum atau yang akrab
disapa JB tersebut sedang mengerjakan sesuatu diatas kasur kamar hotelnya,
tiba-tiba ponsel miliknya yang berada dimeja samping tempat tidur berbunyi
menandakan ada sebuah pesan masuk.
“Xhi Fan?” gumam JB
9.08 am from Xhi Fan
Bisakah kita bertemu hari ini di hotel? Ada yang ingin aku bicarakan bersama kalian.
Bisakah kita bertemu hari ini di hotel? Ada yang ingin aku bicarakan bersama kalian.
9.12 am to Xhi Fan
Bisa. Kita bertemu di atap hotel, oke?
Bisa. Kita bertemu di atap hotel, oke?
9.17 am from Xhi Fan
Oke. Aku sebentar lagi sampai di hotel kalian.
Oke. Aku sebentar lagi sampai di hotel kalian.
9.20 am to Xhi Fan
Ya. Kami akan segara ke atap.
Ya. Kami akan segara ke atap.
9.30 am from Xhi Fan
Baiklah.
Baiklah.
“Tumben sekali Ia ingin bertemu.
Mendadak pula. Biasanya kan sehari atau dua hari sebelumnya sudah
memberitahukan dahulu. Ah sudahlah, aku harus berpikir positif dahulu” gumam JB
JB pun mengambil jaket miliknya
dan berjalan menuju dapur untuk mencari Jinyoung atau Jr. yang sedang memasak
untuk sarapan dirinya sendiri dan JB tentunya. Ya JB dan Jr. sekarang
mendapatkan jatah (?) kamar yang sama, dengan kata lain di Tokyo mereka
sekamar. Biasanya JB atau Jr. lah yang satu kamar dengan sang manager. Tapi
sekarang malah Jackson yang satu kamar dengan sang manager.
“Jinyoung-ah” teriak JB ketika
memasuki dapur.
“Aish ... JB-ssi, bisakah kau
tidak teriak-teriak? Ini masih pagi. Kau harus tau itu” omel Jr.
“Ganti bajumu. Atau pakailah
jaket. Kita ke atap sekarang. Xhi Fan ingin membicarakan sesuatu sekarang”
bukannya membalas omelan Jr., JB menyuruh Jr. untuk bersiap-siap. Karena
menurut JB, membalas omelan Jr. tidak akan selesai dalam waktu singkat.
“Sekarang?”
“No !! 2 tahun lagi, Jinyoung-ah”
“Baiklah. Tunggu sebentar aku
akan mengambil jaket. Tapi hyeong, ini bagaimana?” tanya Jr. sambil menunjukkan
pekerjaannya yang belum selesai 100%.
“Biarkan saja dahulu. Sudahlah,
cepat ambil jaketmu” suruh JB.
Sambil menunggu Jr. menggambil
jaketnya didalam kamar, JB menggirimkan pesan kepada salah satu maknae dalam
groupnya, yang memang sering kali menggunakan ponselnya. Entah untuk apa.
9.45 am to Bammie cute
Bammie, apakah kau sedang bersama anak-anak? Jika ya, tolong suruh mereka sekarang ke atap hotel.
Bammie, apakah kau sedang bersama anak-anak? Jika ya, tolong suruh mereka sekarang ke atap hotel.
9.50 am from Bammie cute
Aku hanya bersama Jackson hyeong dan Yugyeom di cafe hotel, hyeong. Baiklah nanti aku akan menghubungi Mark hyeong dan Youngjae hyeong. Aku, Jackson, dan Yugyeom sedang menuju atap hotel.
Aku hanya bersama Jackson hyeong dan Yugyeom di cafe hotel, hyeong. Baiklah nanti aku akan menghubungi Mark hyeong dan Youngjae hyeong. Aku, Jackson, dan Yugyeom sedang menuju atap hotel.
9.55 am to Bammie cuteBaiklah.
Selesainya JB mengirimkan pesan
kepada BamBam, bertepatan dengan kembalinya Jr. dari dalam kamar. Setelah siap,
JB dan Jr. pun segera menuju atap hotel, karena JB takut Xhi Fan sudah tiba
disana terlebih dahulu dan sudah menunggu lama.
*****
Coffe cafe, Tokyo, Japan
“Jaebum hyeong menyuruh kita
untuk berkumpul di atap hotel sekarang” ujar BamBam setelah medapatkan pesan
dari sang leader group tersebut.
“Ya sudah, kita ke sana sekarang”
jawab Jackson.
“Tadi juga Jinyoung hyeong
memberitahukan bahwa kita semua harus berkumpul di atap hotel” lanjut Yugyeom.
Akhirnya mereka bertigapun
langsung menuju ke atap hotel tersebut. sebelumnya Jackson membayar terlebih
dahulu pesanan mereka tadi. Ketika akan keluar dari cafe tersebut, tiba-tiba
saja BamBam berhenti untuk menelfon Mark yang berada dikamar hotelnya. Setelah
menelfon Mark, BamBam pun langsung menyusul Jackson dan Yugyeom yang sudah
terlebih dahulu berjalan didepannya.
*****
Shanghai hospital city, Shanghai, China
Seorang gadis cantik yang sedang
mendapatkan perawatan intensif pada kaki dan juga kepalanya ini, sedang
menikmati pemandangan pagi hari dari balkon kamar rawatnya. Akibat kecelakaan
beberapa hari yang lalu di Tokyo, gadis ini dengan terpaksa harus dipindahkan
ke Shanghai untuk mendapatkan perawatan yang jauh lebih baik daripada ketika
berada disalah satu rumah sakit di Tokyo.
Alena
Putri Natasya. Ya gadis bernama panggilan Kim, inilah yang sekarang sedang
mendapatkan perawatan intensif dari team medis Shanghai hospital city. Ketika
keluarganya mendapatkan kabar yang sesungguhnya dari dokter di Tokyo dan atas
saran sang dokter, tanpa buang waktu Ayah dari gadis ini langsung menghubungi
rumah sakit ini dan memesan kamar untuk sang putri tercinta. Berat rasanya
ketika berita itu terbongkar hingga sampai kepada keluarganya. Berita yang Ia
mohon kepada sang dokter untuk dirahasiakan kepada keluarga atau kerabatnya
waktu itu.
Kanker otak stadium 3 dan
kelumpuhan pada kedua kakinya lah berita yang Ia sembunyikan. Sampai akhirnya,
keluarganya dan Xhi Fan pun mengetahuinya. Sebenarnya sudah sejak 1 tahun yang
lalu, Kim mengidap penyakit kanker otak, pada saat itu Ia baru memasuki kanker
otak stadium 1 ketika Ia mencoba memeriksakan dirinya kepada salah seorang
dokter. Tetapi tanpa Ia sangka, kanker tersebut ternyata dengan cepat mengerogoti
(?) dirinya, sampai akhirnya pada saat pemeriksaan kemarin dokter yang
menanganinya di Tokyo memberitahukan bahwa kanker otak yang Ia derita sudah
memasuki stadium 3 dan harus segera di operasi. Dan disinilah Kim mencoba untuk
melawan penyakit ganas tersebut, karena motivasi Kim dalam kesembuhannya adalah
Ia ingin lulus dengan predikat yang terbaik dan juga Ia ingin berkumpul kembali
bersama orang-orang yang Ia cintai.
Bunyi pintu kamar yang terbuka
mengalihkan perhatian Kim, ketika Ia melihat siapa yang masuk ke dalam kamar
rawatnya Ia tampak kaget dan tidak percaya.
“Hai” sapa orang tersebut.
Kim yang disapapun belum bisa
menjawab apa-apa. Karena Ia benar-benar kaget melihat orang yang didepannya
tersebut.
“Lu ... Luhan ...” ujar Kim
dengan terbata-bata, karena Ia masih belum percaya.
“Ya ini aku. Oppa tercintamu”
balas Luhan.
Luhan. Yup, memang benar dialah
yang sekarang berada dihadapan Kim. Entahlah bagaimana caranya Luhan sampai tau
bahwa Kim sedang berada dirumah sakit ini. Dan dari siapakah Luhan mendapatkan
berita tersebut, Kim tidak mengetahuinya. Yang jelas, ini bisa menjadi pertanda
yang baik dan bisa juga pertanda yang buruk.
Baik, jika Luhan tidak
memberitahukan kepada orang orang-orang terdekat Kim yang sekarang mungkin
sedang berada di Korea. Buruk, jika Luhan memberitahukan mereka semua dan
mereka datang menggunjungi dirinya. Bukan Kim tidak mau mereka menggunjungi
dirinya. Bukan. Tetapi, karena Ia takut, Ia tidak bisa sembuh dari penyakitnya
ini dan membuat mereka semua sedih dan menangis. Karena Kim tidak mau melihat
orang-orang yang disayangi dan dicintai menangis hanya karena dirinya. Tapi,
jika Ia harus pergi karena penyakit ini, Ia ingin mereka semua melepas
kepergian nya dengan senyuman dan hati yang ikhlas bukan dengan kesedihan dan
air mata.
“Hei, kenapa kau menagis? Tidak
rindukah dirimu dengan kakakmu ini, hah?” tanya Luhan ketika melihat Kim
tiba-tiba saja menangis. Tangis Kim lama-kelamaan bukannya reda, tetapi semakin
deras saja air mata yang keluar dari kedua mata indah miliknya. Tanpa buang
waktu, Luhan langsung menarik Kim ke dalam pelukan hangatnya sebagai seorang
kakak. Luhan pun mulai mencoba menenangkan Kim. Ketika Ia pikir tangisan Kim
mulai mereda, Luhan mulai melerai pelukannya dan menghapus sisa air mata pada kedua
mata Kim.
“Bagaimana oppa bisa tau bahwa
aku disini?” tanya Kim ketika Ia sudah cukup tenang atas rasa keterkejutannya
tadi
“Aku tau dari salah satu orang
yang pasti”
“Siapa itu?”
“Ada deh. Kau mau tau saja. Oh
ya, aku bawakan kau makanan dari ibuku dan juga buah-buah dimeja sana. Kau
sudah makan?”
“Belum” jawab Kim singkat
“Kau makan dulu ya, baru minum
obat. Sebentar aku ambilkan makanan” Ketika akan mengambil makanan untuk Kim,
baru beberapa langkah salah satu tangan Luhan dipegang oleh Kim dan otomatis
Luhan pun berhenti melangkah dan menoleh kepada Kim.
“Ada apa?”
“Aku belum mau makan, oppa. Nanti
saja” Luhan kembali duduk disalah satu kursi yang bersampingan dengan kursi
roda yang diduduki oleh Kim.
“Kenapa? Jika kau ingin cepat
sembuh dan berkumpul dengan mereka disana, kau harus rutin minum obat dan
mengikuti kemoterapi. Jangan kau pikir aku tidak mengetahui penyakitmu itu,
Kim” ujar Luhan. Kim yang mendengarkannya seketika langsung menegang dan
menoleh ke arah Luhan.
“Bagaimana kau mengetahui
penyakitku? Apakah kau memata-mataiku selama ini?” tanya Kim penasaran.
“Tidak”
“Dari Xhi Fan eonni?”
“No”
“Dari Ayah?”
“No”
“Dari Bunda?”
“No”
“Dari Bima oppa?”
“Dan no, Kim. Kau ini, cerewetnya
tidak hilang-hilang ya. Aku masuk dulu sebentar” ucap Luhan. Beberapa menit
kemudian Ia kembali dengan membawa sebuah mangku yang berisi bubur yang tadi
sempat ibunya persiapkan untuk Kim, sebelum Luhan berangkat ke rumah sakit
tersebut.
“Aku akan menjawab semua
pertanyaan yang ada diotakmu itu. Tetapi dengan syarat, kau harus makan. Satu
pertanyaan dan satu jawaban dariku sama dengan dua kali suapan bubur ini. Oke?”
“Itu sama saja bohong. Aku tidak
mau. Aku kan sudah bilang tadi, aku belum mau makan, oppa”
“Baiklah kalau begitu” Kim yang
mendengar ucapan Luhan tadi, langsung tersenyum penuh kemenangan.
“Emmm ... Enaknya aku menelfon
siapa dulu ya? JB, Jr., BamBam, Jackson, Mark, Youngjae, atau Yugyeom ya? Atau
Sehun? Atau Suho ya? Ah ya, BamBam saja dulu. Ah tidak tidak, Jackson-ssi saja
duhulu. Ya, Jackson” ujar Luhan. Beberapa menit kemudian Luhan langsung
menghubungi Jackson dan tersambung. Kim yang yang melihatnya kaget dan senyuman
yang terukir pada bibirnya pun langsung lenyap entah kenapa.
“Yeoboseyo? Luhan hyeong?”
Kim yang mendengar suara
tersebut, seketika langsung menegang dan memberi tatapan memohon kepada Luhan.
Agar laki-laki tersebut tidak membicarakan hal tentang dirinya. Apalagi jika
Luhan memberitahukan Jackson tentang keberadaannya sekarang dan tentang
penyakitnya.
“Ya, Jackson-ssi”
“Ada apa hyeong menelfonku?”
“Ah tidak apa-apa. Aku hanya
ingin memberitahukan bahwa ...............”
*****
Translate :
1.
Penggalan lagu Forever Young – GOT7 (Mark Tuan and
Jackson Wang part)
2.
Penggalan lagu Good Tonight – GOT7 (Choi Youngjae
and Lim Jaebum part)
*****
Libra ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar